Profesi Masa Depan: Dari Hobi ke Profesi
Kalian pasti sering melihat foto-foto menarik pada iklan-iklan yang ada di majalah atau di koran. Dan mungkin kalian akan bertanya tentrang fotografer yang membuatnya? Ariady Sugita (24) adalah salah satu dari sekian fotografer produk-produk yang diiklankan tersebut. Selepas SMA tahun 1992, Ariady Sugita yang lebih akrab dipanggil Ari, mulai mengembangkan hobi fotografinya dengan mengikuti kursus-kursus dan seminar-seminar fotografi. Mulanya dia hanya menggunakan kamera otomatis saja, namun semenjak mengikuti kursus, kamera SLR (Single Lens Reflex) menjadi sahabat karibnya hingga saat ini. Ayahnya yang kebetulan juga memiliki hobi yang sama, tentu saja tidak keberatan kameranya digunakan anaknya. Dengan modal satu kamera dan pengetahuan yang dimilikinya, akhirnya ia berhasil mendirikan studio sendiri.
Di awal profesinya, selain menjadi fotografer spesialis produk, Ari juga condong ke fotografi model/fashion. Untuk foto model/fashion ini awal-awalnya ia tidak memasang tarif, alias gratis! “Hitung-hitung menambah pengalaman,” kataya. Namun akhirnya untuk menambah modal usahanya, ia melakukan pemotretan bagi murid-murid SMA yang biayanya hanya Rp. 50.000/rol. Dengan usaha foto kecil-kecilan inilah ia mempersiapkan langkah besar bagi pengembangan kariernya di masa mendatang.
Kemudian ia mencoba mendirikan studio sendiri. Ruang tamu sederhana di rumahnya menjadi bengkel fotonya yang pertama. Pada bulan September 1993 dengan modal tiga lampu studio, kamera dan sebuah background home-made serta promosi dari mulut ke mulut antar sesama teman eks-SMA, ia pun mulai menerbangkan sayapnya dalam bidang fotografi. Maka, Ari Studio yang dikomandani olehnya sendiri pun mulai meramaikan kancah perfotografian Indonesia.
Tidak hanya bidang modelling dan foto produk, ia juga menekuni bidang seni murni fotografi. Prestasi demi prestasi berhasil diukir oleh fotografer muda ini. Tahun 1994, ia berhasil menggondol juara pertama lomba fotografi di Fakultas Trisakti. Momen inilah salah satu momen yang paling berpengaruh dalam hidupnya. Sejak memenangkan perlombaan itu, tawaran demi tawaran akan pemotretan produk terus diajukan kepadanya. Hingga kini, karya-karyanya dapat dinikmati dalam iklan-iklan Kopi Kapal Api, Pasific Internet, Café Expresso, Café Excelso, Ajibon, Susu ABC, Internet Café, Cup Noodle, permen Candi-O, Lippo Bank, BMW dan masih banyak lagi. Beberapa darinya mungkin sudah pernah kalian lihat.
Bagi kalian yang pernah melihat hasil karyanya, pasti akan memperhatikan peranan cahaya dalam karyanya tersebut. Memang diakuinya bahwa ia sangat menyenangi efek-efek pencahayaan pada fotografi. Dan foto produk memang memerlukan efek pencahayaan sebagai salah satu penambah nilai artistiknya. Selain itu, cahaya juga akan memberi kesan-kesan menonjol pada beberapa bagian foto. Apalagi jika digunakan lensa-lensa yang mendukung.
Selain menghiasi iklan-iklan produk, karyanya juga pernah menghias lembaran Majalah Foto Media edisi Februari 1997. Dalam artikel buatannya itu, ia lagi-lagi menonjolkan efek pencahayaan yang sangat kuat. Foto-fotonya juga seringkali menghiasi kartu-kartu ucapan dan kartu-kartu undangan. Entah itu kartu Natal, Lebaran, kartu ulang tahun atau kartu-kartu lainnya.
Ketika dimintai pendapatnya tentang kamera digital, ia mengatakan kalau perkembangan digital imagine lebih condong ke arah “advertising photography” (fotografi periklanan) karena kamera jenis ini didukung oleh “Advanced Photo System (APS)” sehingga citra yang dihasilkan kamera digital dapat di-edit dengan komputer sebelum dicetak. Ia berpendapat bahwa belum saatnya ia memiliki kamera seperti itu. Begitu pula dengan kalangan masyarakat umum. Bila hanya untuk “fun”, lebih baik menggunakan kamera yang masih umum saja. Namun ia menambahkan jika berkesempatan untuk menggunakan kamera ini, ia akan mencobanya dan mempelajarinya. Begitu pula dengan fotografi animasi komputer. Bidang ini juga akan mengalami kemajuan yang sangat pesat menurutnya. Ia melanjutkan bahwa nanti fotografi murni, digital dan animasi komputer akan saling mendukung satu sama lainnya.
Tak lupa ia memberi kiat-kiat bagi para pemula. Ia menganjurkan agar para pemula sering melakukan pemotretan “outdoor” untuk mendapatkan momen yang bagus, karena seringkali momen-momen unik muncul di ruang terbuka. Jangan pula malu untuk bertanya pada yang senior bila ada hal-hal yang mengganjal. Kalau bisa, hadirilah seminar-seminar yang berhubungan dengan fotografi. Untuk klub foto T27A, ia juga memberikan pesan-pesan untuk mengadakan seminar atau sarasehan fotografi dan mendatangkan pembicara-pembicara untuk topik tertentu.
Ia juga mengatakan bahwa fotografer merupakan suatu profesi yang cerah di masa yang akan datang. “Di masa yang akan datang kebutuhan akan fotografer akan meningkat seiring dengan kemajuan peralatan fotografi. Memang fotografi terlihat lebih mudah dengan adanya alat-alat otomatis, namun fotografi yang menggunakan teknik manual masih tetap akan diperlukan dan memiliki keunggulan dari fotografi yang menggunakan teknik otomatis. Orang mungkin saja dapat membuat foto yang baik, namun itu tidak berarti ia adalah fotografer yang baik. Ada sifat-sifat tertentu yang harus dimiliki oleh seorang fotografer,” ujarnya habis-habisan.
Jadi, dari pembicaraan yang didapat darinya, dapat disimpulkan bahwa fotografi merupakan profesi yang menggairahkan di masa yang akan datang. Maka, bila kalian berminat, tekunilah terus bidang fotografi. Tidak usah berkecil hati bila keuangan kalian tidak melimpah. Nyatanya, Ari yang mengawali karirnya dengan modal yang pas-pasan akhirnya berhasil dalam profesi ini.
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Inspirath