« Home | Profesi Masa Depan: Dari Hobi ke Profesi »

Danau Toba

Objek wisata yang terletak di Sumatera Utara ini memang sudah tersohor namanya. Danau ini terkenal dengan keindahan dan keunikannya. Antara lain Pulau Samosir yang terletak di tengah-tengahnya. Namun sedikit dari kita yang tahu bahwa sebenarnya Pulau Samosir awalnya menyatu dengan Pulau Sumatera. Sebelum jaman pendudukan Jepang, begitulah keadaannya. Namun Jepang berinisiatif untuk memisahkan pulau ini dari Pulau Sumatera. Maka, jadilah Samosir seperti yang ada sekarang ini, terpisah dari Pulau Sumatera.

Di Danau Toba, dapat dilihat budaya Tapanuli yang menarik, misalnya Sigale-gale yang terdapat di Tomok, Pulau Samosir. Sigale-gale adalah boneka kayu yang berbentuk manusia yang didirikan di atas sumbu yang dapat bergerak bebas, lalu diikat dengan tali. Tali ini kemudian ditarik oleh orang-orang yang berada di belakang boneka tersebut sehingga boneka tersebut terlihat seperti menari-nari. Tarian ini diikuti oleh lagu-lagu tradisional Tapanuli. Bila Anda tertarik pada kesenian ini, sebaiknya Anda datang dalam rombongan karena Sigale-gale hanya ditampilkan untuk turis yang datang dalam rombongan. Ini dikarenakan tarif yang dikenakan untuk menyaksikan kesenian ini cukup tinggi.

Selain Sigale-gale, di Pulau Samosir dapat disaksikan rumah seorang raja/kepala suku yang bernama Sidabutar dan rumah ini dibuka untuk umum. Di dalam rumah yang kini berfungsi juga sebagai museum ini dapat dilihat silsilah Raja-raja Toba, alat-alat tradisional dan barang-barang lainnya, misalnya kalender yang diukirkan pada kayu, topeng-topeng dan alat-alat rumah tangga. Percaya atau tidak, tiang kayu rumah tersebut sudah berumur 100 tahun lebih!

Ada pula peti-peti kuburan batu dari pemuka-pemuka masyarakat Toba. Kuburan-kuburan ini berukuran + sebesar meja pingpong dan tingginya + satu muter. Seluruh peti terbuat dari batu! Ada beberapa kuburan yang dapat ditemui di Pulau Samosir. Peti-peti ini memuat jenazah raja, panglima perang dan kerabatnya. Di dekat kuburan-kuburan dapat ditemukan tempat pertemuan masyarakat Batak jaman dahulu. Kursi-kursi batu disusun berbentuk lingkaran dengan bagian tengah yang kosong. Dengan adanya artefak-artefak ini, dapat disimpulkan bahwa Bangsa indonesia sejak dahulu sudah memegang prinsip-prinsip pemerintahan dan musyawarah.

Bila Anda ingin mengunjungi Pulau Samosir, sarananya sangat mudah. Dari Kota Parapat (kota ini merupakan kota urban Danau Toba dan masih berada di Pulau Sumatera), Anda tinggal memilih jenis kapal yang akan Anda gunakan. Bila Anda mempunyai cukup uang, Anda dapat menggunakan speedboat yang tarifnya sekitar Rp. 60.000,- pulang-pergi. Perjalanan akan terasa cepat dan privacy Anda terjamin. Namun, jika Anda ingin mengirit uang, gunakan saja kapal-kapal penyeberangan orang yang mudah didapatkan. Ongkosnya hanya Rp. 3.000,- saja. Namun, kesabaran Anda harus lebih tinggi bila menggunakan kapal ini, karena ia bertindak seperti bus kota. Kapal ini akan menyusuri pantai untuk mencari penumpang sebelum menuju Pulau Samosir. Karenanya, perjalanan dengan kapal ini memakan waktu yang lebih panjang.

Apapun jenis kapal yang Anda gunakan, dapat dipastikan Anda akan menikmati keindahan alam yang terdapat di sepanjang perjalanan. Danau yang dikelilingi lereng-lereng terjal dan ditambah dengan sejuknya udara pasti akan membawa jiwa Anda ke suatu kesegaran yang tak akan Anda dapatkan di kota. Satu hal lagi mengenai perjalanan kapal, juru mudi akan membawa Anda ke satu daerah dimana Anda dapat menyaksikan suatu lereng yang memiliki sebentuk batu yang bergantung di bawahnya. Fenomena alam ini akrab disebut batu gantung oleh masyarakat Toba. Dan karena bentuknya itu, masyarakat mengarang suatu legenda mengenai kisah percintaan dua remaja, dimana sang remaja pria akhirnya tewas tenggelam di Danau Toba. Sang Putri tidak menerimanya dan memilih untuk ikut tewas bersama kekasihnya, sehingga ia terjun dari sebuah lereng. Malang kakinya tersangkut di ujung lereng tersebut dan ia berubah menjadi batu yang menempel di lereng tersebut dan akhirnya disebut Batu Gantung.

Bagi Anda yang menggunakan mobil pribadi, dapat pula membawa mobil Anda ke Samosir. Beberapa menit perjalanan dari Parapat, tersedia pelabuhan kapal feri yang mampu mengangkut mobil Anda. Tarif kapal ini tidak begitu mahal. Di sekitar pelabuhan ini, Anda dapat berbelanja di kios-kios yang tersedia di sekitarnya.

Di Kota Parapat, Anda dapat pula berolah raga air. Ada beberapa fasilitas yang disediakan disini, yaitu: jet ski, speedboat, ski air dan sepeda air. Tarif untuk kendaraan-kendaraan ini cukup murah dibandingkan dengan tarif di objek wisata lainnya. Anda dapat juga berenang di tempat-tempat yang disediakan (ada pembatas-pembatas keamanan dari bambu). Selain olahraga air ada pula hangglider. Untuk olahraga yang satu ini, Anda harus pergi ke puncak sebuah bukit yang dijadikan tempat peluncurannya.

Pasar Parapat menyediakan suvenir-suvenir bagi Anda sebagai kenang-kenangan. Ada pakaian, kerajinan tangan dan juga benda-benda khas lainnya. Bagi Anda yang ingin mengisi perut, tidak usah pusing-pusing. Rumah-rumah makan berjejer di Parapat. Tinggal memilih mana yang sesuai dengan selera Anda. Ada masakan Cina, masakan muslim, masakan Padang bahkan adapula restoran fast food. Namun, yang tidak boleh Anda lewatkan adalah hombus-hombus. Makanan daerah ini rasanya seperti kue putu namun bentuk dan cara pembuatannya agak berbeda. Konon, nama hombus-hombus didapat karena ketika memakannya, orang seringkali menghembus-hembusnya karena memang hombus-hombus dikonsumsi dalam keadaan hangat.

Penginapan juga mudah ditemukan di Parapat. Kelasnya pun bervariasi. Dari losmen dan hotel-hotel melati sampai ke hotel berbintang. Bahkan salah satu hotel merupakan hotel di bawah jaringan perhotelan Natour yang sudah ternama. Jadi, kualitasnya sudah terjamin. Bila Anda ingin yang lebih murah lagi, ada beberapa rumah penduduk yang menyediakan penginapan.

Selain danaunya sendiri, Danau Toba juga memiliki potensi wisata yang lain, yaitu Hutan Penangkaran Kera. Penangkaran ini mirip dengan Hutan Sangeh di Bali. Kera-kera yang ada dibiarkan hidup bebas disana. Bila Anda ingin memberi makan, silakan saja. Ada penjual kacang yang berjualan di sana. Bila Anda beruntung, Anda dapat melihat lutung yang juga ditangkarkan di sana. Lutung ini hanya sekali-sekali saja muncul dari dalam hutan.

Di Hutan Penangkaran ini juga terdapat sebuah monumen pejuang. Di dinding yang mengitari monumen tersebut terdapat relief-relief sejarah. Ini merupakan monumen peringatan sejarah pembentukan suatu organisasi dan sejarah daerah Danau Toba. Anda dapat dengan mudah melihat monumen ini dari jalanan. Jadi, tidak sulit untuk mencari hutan tersebut.

Mungkin Anda ingin pula mengunjungi Air Terjun Sigura-gura (Sampurharimau). Sebaiknya, sebelum Anda berwisata, Anda mengurus surat-surat ijinnya dulu, karena Sigura-gura tidak terbuka untuk umum mengingat adanya PLTA Asahan di air terjun itu.

Sepulang dari Danau Toba, mungkin juga Anda ingin mengunjungi kota-kota disekitarnya, misalnya Sibolga yang merupakan pelabuhan laut tradisional. Dari Pulau Sibolga Anda dapat dengan mudah menyeberang ke Pulau Nias. Objek wisata di sana tidak kalah menariknya dengan Danau Toba. Yang sudah ternama dari pulau ini apalagi kalau bukan budaya megalitikum dan kesenian lompat batunya. Puas dengan Pulau Nias? Bukan masalah, masih banyak menu kunjungan wisata lainnya, misalnya Pematang Siantar atau kota-kota lainnya. Bagi Anda yang mengambil jalan darat melalui Kota Balige, jangan lupa untuk mengunjungi makam Raja Sisingamanganraja XII yang berjuang melawan penjajah. Akhir kata, selamat berwisata!