« Home | Flattening the World » | American Inventor (2) » | American Inventor (1) » | Digital Book Reading » | Perfect Book Reading Combo » | Pathway to CISA » | Yudhistira Kobong » | A Bridge to Terabithia » | Pesta Buku: Semoga Benar-Benar Pesta » | Jakarta International School »

GKI Kayu Putih dan Goenawan Mohamad

Di malam Natal ini saya menikmati ibadah di gedung baru GKI Kayu Putih. Di malam Natal ini saya terpana melihat “metamorfosis” yang dialami gedung itu.

Tapi apakah Gereja itu? Apakah Rumah Tuhan itu? Teringat pada satu petal dalam buku Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai tulisan GM.

Demak: Pada suatu hari yang mungkin tak sebenarnya terjadi di abad ke-16, dengan sabar sembilan orang wali mendirikan mesjid pertama di kota pantai utara Jawa ini. Beratus-ratus tahun kemudian cerita terus beredar, bahwa salah seorang dari mereka, Sunan Kalijaga, menyusun tiang mesjid di Demak itu dari tatal: serpihan kayu yang tersisa dan lapisan yang lepas ketika papan dirampat ketam.

Saya bayangkan dengan takjub: sebuah mesjid yang ditopang oleh yang terbuang, yang remeh dan yang tak bisa disusun rata — bukan sebuah rumah Tuhan yang berdiri karena pokok yang lurus dan kukuh, dengan lembing dan tahta.