« Home | 365 Anak Tangga Menuju Hidup Berkemenangan » | Change » | Give and Receive » | Cinta Dinyatakan dengan Banyak Cara » | 100% Complete Generation » | Creating Land of Golden Opportunity » | V for Vendetta | S for Sagara » | Saya Haus! » | Masih Adakah Harapan di Tengah-tengah Kita? » | Ketika Suatu Cap Diberikan Secara (Tidak) Adil »

Selamat Ulang Tahun

Hari ini Tuhan kembali menunjukkan kemurahan hatiNya dengan memberi saya satu tahun lagi kesempatan berkarya di dunia ini. Satu tahun yang bukanlah waktu yang panjang, menjadi bertanya-tanya... selama setahun yang lalu ini, apa saja karya saya sebenarnya? Lebih banyak karya positif atau malah karya destruktif?

Cukup banyak kerabat, teman dan rekan yang mengucapkan ulang tahun. Sarananya juga bermacam-macam, ada yang langsung, menggunakan SMS, maupun menelepon. Tapi yang saya bingung koq tidak ada yang menggunakan Messenger ya? Padahal tiap hari saya selalu online dan beberapa teman saya yang menggunakan sarana lain sebenarnya juga online di Messenger. Mungkin agar lebih berkesan ya? (GR).

Tapi di balik semua ucapan selamat itu, lagi-lagi saya dipertanyakan: apakah sebenarnya memang saya layak menerima ucapan ini? Selamat Ulang Tahun bukanlah ucapan selamat atas suatu prestasi tersendiri, tidak seperti ucapan selamat pada wisuda, kenaikan pangkat, atau selamat menikah. Hidup memang merupakan tantangan, tapi apakah sebuah ulang tahun tanpa adanya prestasi hidup yang memperlihatkan kualitas sang pribadi merupakan suatu pencapaian yang layak diberi selamat?

Kalau memang ada orang yang layak diberi selamat pada hari ulang tahun saya, saya rasa orang itu adalah kedua orang tua saya. Dari awal, jelas mereka yang memiliki prestasi hingga saya ada seperti sekarang. Pertanyaannya pada saya adalah: bagaimana agar dari tahun ke tahun, ucapan selamat ulang tahun ini tidak menjadi ucapan yang kosong belaka?