« Home | Ketika Suatu Cap Diberikan Secara (Tidak) Adil » | Lee Kuan Yew » | Menengok Singapura Sejenak » | Antara Diktatorisme dan Demokra(tisa)si Keroyokan » | Friedrich Wilhelm Nietzche » | Anne Frank vs. Marsinah: Suatu Ketidakadilan Sebag... » | Terorisme, Lee Kuan Yew dan Indonesia » | Pers Menghadapi Tantangan Lingkungan » | Tragedi » | Kembali Mengarungi Angkasa Luar »

Masih Adakah Harapan di Tengah-tengah Kita?

Tokoh:

Pong (P)

Istri Pong (I)

Figuran Surveyor (Ushers)

Pemimpin Pasukan (PP)

Pasukan

Narator (N)

Setting rumah keluarga biasa.

Narator

Bumi gonjang-ganjing

Cicak luntang-lanting

Berbagai pertanyaan melintas di benak manusia

Akankah terjawab?

Pong & istrinya masuk, berdebat seru.

Pong:

Aku tetap belum puas dengan jawaban itu. Bagiku itu masih jawaban yang dangkal, cetek! Pasti ada jawaban yang lebih memuaskan.

Istri Pong:

Lantas kau mau jawaban yang seperti apa, kau sudah bertanya ke banyak orang. Sudah ke Seno, sudah ke Goenawan, sudah ke Fira, bahkan sudah ke Ayu. Jawaban mereka juga bagus, panjang-panjang!

P

Iya, iya... Jawaban mereka memang mantep, panjangnya minta ampun. Tapi tetap saja aku belum puas. Padahal pertanyaanku 'kan sederhana saja: "Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?".

IP

Iya, aku paham keingintahuanmu. Aku tadi juga sudah bertanya ke beberapa orang yang terpandang...."

P

Jadi, jadi... Apa kata mereka? Masih ada tidak, harapan di tengah-tengah kita?

IP

Aku baru saja mau bercerita, kau sudah memotongnya. Tadi aku berjumpa dengan bekas dosen dan manajerku dulu. Menurut mereka sih harapan ada ketika prestasi kamu bagus. Manajerku malah berpendapat kalau kamu harus punya pamor di tempat kerja.

P

Aaaahh... Pendapat-pendapat seperti itu... Aku sudah bosan. Itu kan jawaban-jawaban klise, rahasia umum. Lebih parah lagi malah ketika ada yang bilang aku cukup berbuat baik dan tidak pernah berbuat jahat.

Jawaban anak kecil! Memangnya ada orang yang tidak pernah berbuat baik? Memangnya ada orang yang tidak pernah salah? Bull shit itu!

IP

Jadi kau mau seperti apa lagi? Aku juga kehabisan akal kalau seperti ini terus.

P

Masak, untuk menjawab pertanyaan sederhana Masih adakah harapan di tengah-tengah kita? saja tidak ada yang becus? Aku harus memikirkan cara lain...

(Pong berjalan bolak-balik sambil berbicara sendiri, mencari ide)

Nah, aku ada ide bagus. Kenapa sampai tidak terpikirkan dari dulu?

Aku akan menyebarkan angket! Pertanyaannya sederhana saja, Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?, sekaligus aku tanyakan, apa bentuk harapan itu menurut mereka.

Ayo istriku, bantu aku mempersiapkannya.

IP

Tapi, Pong...

P

Sudah, nanti saja diskusinya. Bantu aku, yuk sayangku...

Pong dan istrinya pergi ke belakang layar.

Narator

Bumi gonjang-ganjing

Cicak luntang-lanting

Manusia bergiat

Apakah muaranya?

Pong masuk disertai beberapa figuran, membagikan kertas survey Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?

P & Figuran

Memberikan lembaran survey ke seluruh jemaat, disertai kata-kata bujukan/promosi survey. Setelah seluruh jemaat memperoleh lembaran survey, Pong dan figuran keluar area.

Narator

Bumi gonjang-ganjing

Cicak luntang-lanting

Menggali hikmat manusia

Berapa dalam jawaban kau dapatkan?

Pong kembali masuk diikuti istrinya. Pong terlihat kusut dan marah. Masuk sambil membawa setumpukan survey.

P

Pong membanting kertas survey.

Siaaaalll....!!! Mau apa sebenarnya orang-orang itu? Aku kan hanya menyebar survey, aku hanya ingin tahu,Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?

Kenapa pula surveyku dianggap subversif, mengganggu ketenangan. Apakah salah jika seorang warga menanyakan masalah itu? Apa pertanyaanku terlalu berat?

IP

Sudah, mungkin memang pertanyaanmu terlalu rumit. Mungkin pula pertanyaan itu belum saatnya dikeluarkan. Mungkin pula itu bukan pertanyaan yang bisa dijawab manusia? Aku juga tidak tahu tepatnya.

P

Tak tahulah aku. Aku juga mulai kehabisan semangat untuk mencari jawabannya. Mungkin malah jawaban itu tidak akan pernah kutemukan.

Kompi Pasukan Anti Huru-Hara masuk, berbarls tegap menuju Pong.

PP

Satu-Dua-Satu-Dua

Kiri-Kanan-Kiri-Kanan

(diulangi hingga stop di depan Pong)

Tuan Pong! Atas dasar Hukum Pidana Pasal 1001 Kerajaan Alengkadirja, Anda kami tahan karena survey yang telah menimbulkan keresahan masyarakat.

P

Apa-apaan ini? Tidak, saya tidak terima, saya tidak terima.

PP

Atas perintah Yang Mulia Diraja Prabu Dasamuka, Anda diwajibkan ikut kami. Jika perlu kami akan menggunakan kekerasan.

Terjadi perdebatan antara Pong dan Pimpinan Pasukan yang berakhir dengan Pong dibawa keluar dengan paksa, masih dengan memberontak. Istri Pong mengikuti dengan menangis.

Narator

Bumi gonjang-ganjing

Cicak luntang-lanting

Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?

Pertanyaan mudah tapi sulit dijawab

Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?

Dapatkah dijawab manusia?

Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?

Dapatkah engkau menjawabnya?

Masih adakah harapan di tengah-tengah kita?

Siapa memegang jawabnya?

Panggung ditutup

Naskah untuk perayaan Natal Bina Nusantara 2005. Satu-satunya naskah Teater yang tersimpan setelah kehilangan arsip karena harddisk crash :(