« Home | Anne Frank vs. Marsinah: Suatu Ketidakadilan Sebag... » | Terorisme, Lee Kuan Yew dan Indonesia » | Pers Menghadapi Tantangan Lingkungan » | Tragedi » | Kembali Mengarungi Angkasa Luar » | Ide Pembuatan Gebyar Nusantara 1997 dan Tanggapannya » | Renungan dalam Kematian » | Bus Kota » | Merebut Dominasi Galaksi » | Dibalik Barisan Musuh »

Friedrich Wilhelm Nietzche

Friedrich Wilhelm Nietzche (1844-1900) adalah seorang filsuf, sastrawan, philologis (ahli bahasa) Jerman yang menjadi salah satu pemikir paling provokatif dan berpengaruh di abad ke-19. Lahir di Prusia dari keturunan ayah yang merupakan seorang pendeta Lutheran. Ayahnya meninggal ketika Nietzche berusia 5 tahun, menyebabkan ia diasuh oleh ibunya bersama nenek, dua orang bibi dan seorang saudara perempuan. Kesehatannya tidak begitu baik (Nietzche mengidap migraene dan memiliki penglihatan yang buruk)—menyebabkan ia pensiun dari jabatannya sebagai profesor philologis di tahun 1879. Sepuluh tahun selepas itu ia mengalami gradasi kesehatan yang tidak pernah terpulihkan. Ia meninggal di Weimar pada tahun 1900.

Nietzche banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani, terutama filosofi Plato dan Aristoteles. Selain itu, ia dipengaruhi oleh filsuf Jerman Arthur Schopenghauer, teori evolusi dan persahabatannya dengan komposer Jerman Richard Wagner.

Karya besarnya yang pertama, The Birth of Tragedy, diterbitkan pada tahun 1872. Karyanya yang terakhir, The Will to Power terbit pada tahun 1901. Karya emasnya, Thus Spake Zarathustra, diterbitkan dalam beberapa bagian yang dicetak antara tahun 1883 hingga 1885.

Salah satu anggapannya adalah bahwa nilai-nilai tradisional (secara khusus Kristiani), telah kehilangan kekuatannya di kehidupan. Hal ini diproklamirkannya dalam ucapan “God is dead”. Ia percaya bahwa nilai-nilai tradisional pada dasarnya hanyalah ciptaan individu yang lemah yang membuat tradisi tersebut untuk kepentingan pribadi semata. Ia memimpikan “superman” yang berkonsentrasi pada dunia nyata tanpa perlu memikirkan tentang dunia selanjutnya yang dijanjikan agama, superman yang terkontrol rasio dan menguatkan kehidupan. Pendapatnya bahwa belum ada orang yang layak disebut superman. Sebaliknya Yesus, Socrates, Leonardo da Vinci dsb hanyalah orang yang dapat menjadi gambaran akan superman tersebut—namun belum menjadi sang superman. Akibat lebih lanjut adalah perbudakan dan beberapa hal lainnya.

Ajaran Nietzche dan beberapa penulis yang sepikiran dengannya disebut Eksistansialisme, ajaran yang menekankan pada keberadaan dan kebebasan mutlak individu.