« Home | Selamat Ulang Tahun » | 365 Anak Tangga Menuju Hidup Berkemenangan » | Change » | Give and Receive » | Cinta Dinyatakan dengan Banyak Cara » | 100% Complete Generation » | Creating Land of Golden Opportunity » | V for Vendetta | S for Sagara » | Saya Haus! » | Masih Adakah Harapan di Tengah-tengah Kita? »

B 3459 EK vs B 6930 UET

Dua nomor di atas bukan nomor buntut. Keduanya nomor polisi motor saya.

Yang satu motor lama, yang satu motor baru.

Yang lama sudah dimiliki sekitar 3,5 tahun. Yang baru sekitar 3 minggu.

Yang lama Supra X 100 cc. Yang baru Supra X 125 cc (so pasti dua-duanya Honda).

Kalau bisa, saya ingin menjual yang lama. Soalnya carport di rumah jadi penuh dengan adanya dua motor ini.

Tapi mengingat-ingat masa-masa yang lalu, segudang kenangan dengan B 3459 EK, kadang agak sulit juga berpisah dengannya. Motor pertama yang saya miliki. Motor pertama yang jadi korban saya jatuh (beberapa kali, nggak cuma sekali). Motor yang sudah menemani saya berkeliling Jakarta (bahkan sampai Tangerang). Motor yang jadi andalan saya untuk antar-jemput seseorang :) (dulu).

Konyol memang, karena sebenarnya dengan adanya B 6930 UET, kebutuhan saya akan B 3459 EK bisa dibilang sudah tidak ada. Kencang larinya? Jelas lebih kencang B 6930 UET. Tarikannya, kontrolnya, semuanya pasti menang B 6930 UET. Bahkan kemarin ketika saya iseng coba menggunakan B 3459 EK lagi, koq terasa ”agak kebanting” setelah beberapa hari terbiasa menggunakan B 6930 UET. Tapi koq tetap saja ada sesuatu yang tidak bisa digantikan B 6930 UET dari B 3459 EK.

Memori memang menjadi salah satu aspek emosional manusia. Nah, kalau ke motor atau ke benda-benda saja kita bisa punya keterikatan emosional, bagaimana dengan keterikatan emosional terhadap manusia lain? Padahal kita harus ingat, bagaimanapun kita tidak dapat selamanya bersua dengan benda atau orang itu. Cuma sementara, karena tetap saja semuanya kembali ke Yang Di Atas.

Sikap legowo untuk dapat melepaskan sesuatu terkadang memang sulit. Apalagi jika kita sudah sebegitu terikatnya ke sesuatu itu. Seorang pendeta di GKI Kayu Putih pernah berkata, ”semakin kita merasa memiliki, semakin sulit untuk melepasnya. Semakin besar luka yang ditimbulkan ketika kita terpaksa melepaskannya.”

Padahal kalau dipikir-pikir, sebenarnyaseringkali karena berusaha keras mempertahankan yang lama, akhirnya berkat lain yang seharusnya dapat kita nikmati dengan lebih maksimal malah jadi terbatas. Yah seperti motor itu. Gara-gara sulit berpisah, kadang-kadang saya masih menggunakan B 3459 EK. Akibatnya berkat dimana saya dapat mengutilisasi B 6930 UET dengan maksimal pun tidak dapat digunakan maksimal.

Jadi yah begitu, sebenarnya tulisan ini saya buat untuk membantu melepaskan diri dari B 3459 EK dengan segala kenangan indah (dan pahitnya). Serta membantu saya juga untuk berlatih bersikap legowo, tidak hanya terhadap B 3459 EK, tapi terhadap segala bentuk keterikatan saya yang lainnya.

Sambil tentu saja, menunggu calon pembeli B 3459 EK. Tertarik untuk membelinya?

Update: B3459EK sudah terjual...

Post a Comment