« Home | Pramoedya Ananta Toer and Christian Education » | Curse of The Golden Flower » | Tahun 2006 dalam Hidupku » | Blogging to Bless? » | Topeng » | Ketika Vendetta Berganti Visi Vitalisasi » | Ma’af atau Ma’af » | To Change or Not To Change: Doing My Best in an Ev... » | Mirror Blog » | Mereka yang di Tanah Abang »

Hukuman

Seorang eks penguasa baru saja dieksekusi. Mati.

Sebagai hukuman atas segala kesalahannya selama ini? Hukum harus ditegakkan, hukuman harus diberikan!

Akan tetapi, apakah hukuman itu? Suatu produk kebudayaan manusia! Sesuatu yang dirumuskan oleh manusia sendiri, dan tidak luput dari kesalahan. Apa kegunaan dari hukuman? Memberikan ganjaran dan mendidik manusia?

Sejauh mana seseorang dapat dihukum?

Ketika hukuman mati diberikan, apakah memang itulah ganjaran dan pendidikan yang tepat? Apakah bukan merupakan ganjalan dari segala kemarahan, kekecewaan, dendam, rasa muak manusia (yang menghukum) terhadap sang terhukum? Atau bahkan merupakan pelampiasan dari kemarahan dan kekecewaan itu? Pelampiasan dendam?

Ketika suatu tindakan destruktif—mencabut nyawa manusia lain—disebut hukuman yang adil. Apakah memang manusia telah identik dengan kesalahannya hingga harus dihancurkan begitu saja oleh sesama manusia? Atau memang inilah saatnya manusia saling menghancurkan?